Dispertan Hadiri Panen Raya di Kaubun, Sebut Akan Jadikan Desa Agrowisata

Beritahariankaltim.com, SANGATTA – Produktivitas pertanian di Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan hasil yang positif.

Tidak salah, kecamatan ini didaulat menjadi salah satu daerah tersukses dengan pertanian padi yang sangat luas.

Buktinya kelompok tani (Poktan) Bhuana Sari, Desa Bumi Rapak beberapa waktu lalu telah melakukan panen raya padi sawah musim tanam April.

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman bersama didampingi Sekda Rizali Hadi, Wakil Ketua DPRD Kutim Arfan, dan perwakilan OPD ikut dalam panen raya tersebut.

Secara simbolis pengangkatan hasil tanaman padi di lokasi panen raya seluas 300 hektare dengan rata-rata produksi per hektare mencapai 5,7 ton gabah kering.

Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan panen raya ini sangat berpotensi dijadikan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)

Karena hasil pertaniannya yang dirasakan masyarakat lokal. Tentunya dapat meningkatkan perekonomian pertanian itu sendiri.

“Ini sangat membanggakan, saya apresiasi panen raya ini menjadi LP2B sesuai konsep yang digagas Dinas Pertanian dan Peternakan (Distan) Kutim,” ucapnya.

Ardiansyah juga menambah dalam pengembangan LP2B di desa ini nantinya akan dikolaborasikan menjadi daerah persawahan agrowisata.

Jalan masuk persawahan dibangun paving blok yang sesuai estetika. Kemudian dibeberapa titik ada bangunan saung-saung dengan ukuran 1×3 meter.

“Jika bisa akan lebih bagus kalau ada kolam ikan nya, jadi ketika masyarakat mau berwisata bisa sekalian mancing,” imbuhnya.

Ia menegaskan dengan agrowisata yang akan dikembangkan membuat pemandangan lahan sawah di desa menjadi hijau berpadu kuningnya padi.

Siapa saja yang berkunjung pasti rileks menikmati alam sekaligus mencari inspirasi. Selanjutnya, agar lebih menarik ditempatkan beberapa UMKM yang menjual kuliner disekitar persawahan.

Pemkab Kutim juga terus memberikan dukungan kepada petani dan pemerintah desa, dengan mendorong ketahanan pangan sebagai sebagai pondasi dasar di desa ini.

Hasilnya didapat stabilitas dan produktivitas petani sendiri. Dibantu pemerintah dalam mekanisme tanam, mengurangi biaya produksi.

Memperpendek umur cepat panen, penambahan produksi, bisa tiga kali panen. Pemerintah juga memikirkan pemasarannya.

Dalam penjualan beras, mengambil produk pertanian Kutai Timur. Jadi targetnya stabilitas dan keamanan pangan tetap terjaga.

“Untuk itu dalam setiap kesempatan di setiap kecamatan, saya juga lakukan sebagai provokator agar selalu melibatkan Bumdes,” terangnya.

“Koperasi dan UMKM juga turut dilibatkan didalamnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Dyah Ratnaningrum mengatakan Poktan ini termasuk dalam Poktan yang mandiri.

Serta menjadi ikon Poktan dari Dispertan. Memiliki cakupan garapan sawah yang paling luas, yang ada di Desa Bumi Rapak.

Tugas Dispertan dalam hal ini juga berusaha agar sawah ini tidak beralih fungsi peruntukkan yang lainnya. Seperti menjadi kebun sawit, pisang dan lainnya.

“Kami ingin lindungi garapan pertanian dengan kita peternakan di LP2B. Selain itu, mekanisme pertanian, ketika panen disiapkan combine,” ucapnya.

Gambarnya apabila panen per hektar nya biaya hanya Rp 3 juta, dibandingkan dengan menggunakan manual memakan biaya 2 kali lipat Rp 6 juta dan waktu yang lebih lama.

Ada juga kebutuhan permintaan hard traktor yang akan dianggarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim.

Ditambahkan lagi, lahan lokasi panen raya tersebut memang kedepan akan dijadikan agrowisata. Dengan fasilitas yang akan dibangun yakni saung Rp 150 juta.

Selanjutnya akan dilakukan pembangunan paving jalan dan dicat warna-warni. Bekerja sama dengan PT GAM dan dana Desa Bumi Rapak.(adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *