Beritahariankaltim.com, SANGATTA – Perayaan Idul adha atau hari raya kurban jatuh pada 9 Juli 2022 mendatang. Masyarakat muslim dari berbagai daerah tentu akan menyambut dengan suka cita. Banyak masyarakat yang berburu hewan kurban, baik untuk menjadi bahan jamuan, atau untuk berkurban.
Salah satunya seperti sapi yang biasanya diburu untuk dikurbankan di masjid-masjid. Seperti di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang tiap tahunnya membutuhkan sekitar 1.200 ekor.
Akan tetapi, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kutim, Dyah Ratnaningrum mengatakan pasokan sapi pada tahun ini hanya mencapai 700 ekor.
Diketahui dari stok sekitar 700 ekor sapi tersebut, sebanyak 436 ekor dipasok dari 15 pedagang sapi lokal Kutim, ditambah pedagang yang sudah meminta rekomendasi mendatangkan 120 ekor dari daerah bebas PMK.
“Peternak lokal lain di Kecamatan Wahau, juga siap menyediakan 300 ekor sementara peternak di Kecamatan Rantau Pulung sudah mengumpulkan 36 ekor sapi tambahan,” ucapnya.
Padahal, sambung Dyah, pada tahun sebelumnya, yakni pada 2021, Kutim berhasil menyediakan sekitar 1.200 ekor sapi.
Sementara untuk pasok kambing saat ini baru mencapai 185 ekor, dengan kebutuhan sekitar 800 ekor pada tahun sebelumnya. Kekurangan ini di makluminya mengingat kambing ini kebanyakan dipasok dari Jawa Timur dengan zona kuning PMK.
“Biasanya sebulan sebelum hari raya pedagang hewan kurban mulai menjajakan dagangannya dipinggir jalan, tapi sampai saat ini belum ada kelihatan, baru satu saja,” imbuhnya.
Ia menilai, ini karena imbas adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tersebut di berbagai daerah. Sehingga pendistribusian sapi maupun kambingn Kutim terlambat lantaran harus melalui serangkaian proses pengawasan kesehatan yang lebih ketat.
Salah satunya, melakukan masa karantina di daerah asal selama 14 hari, disusul pemeriksaan dan uji kesehatan lainnya. Sedangkan, kapasitas lokasi karantina hanya sekitar 300-500 ekor, dan sisanya harus menunggu selanjutnya.
Meski mendapat informasi hewan kurban yang akan masuk ke Kutim cukup banyak. Dyah tidak bisa memastikan apakah kebutuhan hewan kurban saat Iduladha tahun ini bisa terpenuhi.
“Tapi yang jelas tidak sebanyak tahun lalu, yang jualan pasti akan berkurang. Sebab pedagang sapi atau kambing akan berpikir ulang, karena biaya pakan atau makan sapi selama masa karantina akan cukup besar,” paparnya.
Melihat kondisi tersebut, Dyah memastikan tahun ini akan ada kenaikan harga hewan kurban. Ia mengantisipasi dengan menerima hewan ternak dari daerah Sulawesi dan NTT saja.(adv)